Minggu, 15 April 2012

Beberapa Contoh Pengaruh Teman dalam Beragama

1.      Dibawakan sebuah riwayat oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim, dari sahabat Musayyab, tatkala beliau menyaksikan kematian Abu Thalib sebagai paman Rasulullah Saw. Bagi kita, tidaklah tersembunyi perihal pembelaan beliau terhadap Rasulullah Saw. dalam mendakwahkan agama Allah Swt. ini. Dengarkan berita ketika matinya :
 “Tatkala Abu Thalib di atas ranjang kematiannya, datanglah Rasulullah Saw. kepadanya dengan menawarkan Islam, ‘Wahai pamanku, ucapkan kalimat Laa ilaaha illallah, kalimat yang dengannya aku bisa membelamu kelak di sisi Allah’, dua saudara Abu Thalib yaitu Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu Jahl yang lebih dahulu hadir mendiktekan sesuatu yang bertolak belakang dengan ajakan Rasulullah Saw., yaitu agar Abu Thalib tetap mempertahankan agama kufurnya. Takdirlah telah mendahului dia bahwa dia harus mati dalam kondisi kafir di atas agama nenek moyangnya.”

          Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab  mengambil faedah melalui hadits ini dalam kitab beliau At-
Tauhid bab firman Allah Swt :

“Innaka Laa Tahdi Man Ahbabta” faedah yang kedelapan, Bahaya teman yang jahat terhadap seseorang.

2. ‘Imran bin Haththan bin Zhabyan As-Sadusi Al-Bashri, termasuk salah satu ulama tabi’in. Beliau meriwayatkan dari ‘Aisyah, Abu Musa, dan Ibnu Abbas g, dan yang meriwayatkan darinya adalah Ibnu Sirin, Qatadah, dan Yahya bin Abi Katsir. Akan tetapi beliau termasuk tokoh Khawarij. Hal ini karena awalnya dia ingin menikahi anak pamannya yang berpemahaman Khawarij. Kata Ibnu Sirin, dia menikahinya dalam rangka untuk membantahnya. Namun istrinya yang justru menyeretnya ke dalam madzhab Khawarij. Disebutkan oleh Al-Mada’ini bahwa wanita itu memiliki kecantikan, sementara dia memiliki rupa yang jelek. Pada suatu hari, dia terheran lalu wanita tersebut berkata kepadanya:

“Saya dan kamu di dalam jannah karena kamu diberi lalu bersyukur dan aku diuji lalu aku bersabar.”

 3. Abu Bakr Abdurrazzaq bin Hammam bin Nafi’ bin Sa’dan Al-Himyari Al-Yamani (lebih dikenal dengan Ash-Shan’ani, penulis Al-Mushannaf) Beliau adalah hafizh besar, alim negeri Yaman. Beliau berangkat mendulang ilmu ke negeri Hijaz, Syam, dan Irak. Beliau tertipu dengan pemikiran gurunya, Ja’far bin Sulaiman Adh-Dhaba’i, sehingga terpengaruh paham Syi’ah.

4. Abu Bakr Ahmad bin Husain bin Ali bin Musa, Al-Hafizh, Al-Allamah, Ats-Tsabt, Al-Faqih, Syaikhul Islam, yang masyhur dengan nama Al-Baihaqi. Beliau adalah salah satu dari sederetan ulama ahli hadits, bahkan ulama mereka. Beliau terpengaruh paham Asy’ariyyah dari Ibnu Faurak dan semisalnya.
 
5. Abu Dzar Al-Harawi, ‘Abd bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Ufair bin Muhammad, Al-Hafizh, Al-Imam, Al-Mujawwid, Al-’Allamah, syaikh negeri Haram. Beliau termasuk salah satu perawi Al-Bukhari dan menulis ilzamat atas Ash-Shahihain serta termasuk murid Al-Imam Ad-Daruquthni. Beliau mendengar Al-Imam Ad-Daruquthni memuji Al-Baqillani, lalu beliau terpengaruh dan mencintainya sehingga beliau terjatuh ke dalam madzhab Asy’ariyyah serta menyebarkannya di negeri Maghrib (Afrika Utara bagian barat).
(Lihat Siyar A’lamin Nubala’ karya Al-Imam Adz-Dzahabi dalam biografi para ulama di atas. Lihat pula tulisan Asy-Syaikh Rabi’, Syarah Aqidatus Salaf Ashabil Hadits hal. 302).Ini adalah beberapa contoh dari sejumlah besar orang yang terpengaruh dengan paham kesesatan karena salah dalam memilih teman.
Jika hal itu terjadi pada diri para ulama besar, akankah kita akan merasa aman?
 Wallahu a’lam bish-shawab.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More