Mahasiswa adalah orang yang sedang tumbuh dan berkembang untuk menjadi dewasa di kemudian hari, yang diharapkan menjadi investasi bagi orangtua dan masyarakat dan Negara di masa mendatang. Oleh karenanya ia harus dipersiapkan secara benar dan serius dengan cara mengarahkan, membentuk dan mengembangkan potensi intelektual dan kepribadiannya melalui rasio, moral dan relijius. Sehingga, kelak di kemudian hari tidak menjadi ‘bencana’ bagi dirinya dan ‘musibah’ bagi banyak pihak.
Diskriminasi dan tak acuh terhadap nilai-nilai agama cenderung tidak berefek positif bagi kehidupan keluarga dan sosialnya, karena mengalami disfungsi agama. Karena agama hanya dilihat sebagai sesuatu yang sakral-teologis tidak bersentuhan dengan dunia empirik yang profan-sosiologis Akibatnya, kedua wilayah ini tidak pernah berkomunikasi secara intim dan berjalan sendiri-sendiri tanpa harmonisasi.
Fenomena belakangan yang muncul adalah tindak kekerasan (violence), penyimpangan (deliquen), dan eksploitasi terhadap sesama mahasiswa karena disebabkan pada kondisi adaptatif, tekanan sosial, ekonomi dan budaya. Akibatnya, harus dibayar mahal yakni mahasiswa tidak bisa berkembang secara normal dan berkeadaban (shalih), malah sebaliknya mahasiswa malah terjebak dalam kubangan kemajuan sains, teknologi dan dunia materialistik.
0 komentar:
Posting Komentar