Minggu, 15 April 2012

Memilih Teman adalah Bagian dari Agama


“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi: 28)

“Maka berpalinglah (wahai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi.” (An-Najm: 29)

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Al-An’am: 116)

Rasulullah Saw. memerintahkan kepada kaum lelaki ketika mencari pasangan:

“Pilihlah yang beragama. Jika tidak, akan celaka kedua tanganmu.”

Al-Imam An-Nawawi t berkata:

 “Di dalam hadits ini terdapat anjuran dan dorongan untuk berteman dengan orang yang memiliki agama dalam segala permasalahan. Karena berteman dengan mereka akan mendapatkan kebagusan akhlak mereka, keberkahan, dan kebagusan jalan mereka serta akan terpelihara dari kerusakan yang akan timbul dari mereka.” (Syarah Shahih Muslim 10/52)

Teman yang baik akan membantu dalam kebaikan Sesungguhnya syariat telah menganjurkan kita untuk berteman dengan orang-orang yang baik dan menjauhkan diri dari teman yang jelek. Rasulullah Saw. bersabda :

                                                                                                الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ

“Seseorang berada di atas agama temannya.” (HR. Ahmad)

          Beliau Saw. juga menjelaskannya sebagaimana dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Musa :

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

Permisalan teman yang baik dan teman yang jelek seperti (berteman) dengan pembawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Dan adapun (berteman) dengan pembawa minyak wangi kemungkinan dia akan memberimu, kemungkinan engkau membelinya, atau kemungkinan engkau mencium bau yang harum. Dan (berteman) dengan tukang pandai besi kemungkinan dia akan membakar pakaianmu atau engkau mendapatkan bau yang tidak enak.”

 Al-Hafizh Ibnu Hajar t di dalam kitabnya Fathul Bari (4/324) menjelaskan :

“Di dalam hadits ini terdapat larangan berteman dengan seseorang yang akan merusak agama dan dunia. Hadits ini juga mengandung anjuran agar seseorang berteman dengan orang yang akan bermanfaat bagi agama dan dunianya.”

          Di dalam hadits ini terdapat bimbingan dan dorongan agar berteman dengan orang-orang yang shalih dan berilmu, karena berteman dengan mereka akan mendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat. Juga terdapat peringatan dari berteman dengan orang yang  jelek dan fasik karena akan membahayakan agama dan dunia. Berteman dengan orang baik akan mewariskan kebaikan, sedangkan berteman dengan orang yang jahat akan mewariskan kejelekan. Tak ubahnya seperti angin, jika dia bertiup pada sesuatu yang wangi maka akan membawa bau yang harum. Jika bertiup pada sesuatu yang busuk, maka akan membawa bau yang busuk. Walhasil, pertemanan akan berpengaruh. Oleh karena itu, Allah Swt. Berfirman :

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (At-Taubah: 119)

Sebagian orang bijak berkata :

“Selalulah kalian bersama Allah l. Jika kalian tidak sanggup maka bertemanlah kalian dengan orang yang (selalu) bersama Allah Swt..” (Lihat Mirqatul Mafatih Syarah Misykatu Al-Mashabih, 14/306)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More